Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

UNSUR KEKUATAN DALAM ISLAM

Unsur-unsur ini tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain, jadi keseluruhannya haruslah berjalin berkelindan untuk menempuh kehidupan bersama. Unsur-unsur tadi terdiri dari:

  1. Keimanan kepada Allah yang cukup dapat memberikan kepuasan dalam hati dan fikiran.
  2. Berpegang teguh pada hak yang dengannya itu dapatlah terusir kebatilan sehingga musnah samasekali.
  3. Mengetahui kelemahan jiwa, kemudian mensucikannya, sehingga jiwa dapat menempuh jalannya yang lurus untuk menuju ke arah kemuliaan dan keluhuran rohaniah.
  4. Ilmu pengetahuan yang merupakan penegak peribadi manusia, juga sebagai penyingkap hakikat-hakikat perwujudan dalam segi materi dan apa yang ada di balik yang wujud ini, yakni alam di luar yang tidak dapat dilihat dengan mata.
  5. Harta kekayaan, memakmurkan bumi, memperkembang kekuatan alam, kemudian mengambil kemanfaatan dari yang ada di alam semesta, yang berupa karunia-karunia yang telah dilimpahkan oleh Allah, keberkahan-keberkahan serta kebaikan-kebaikannya. Selanjutnya dapat dibahagikan kepada seluruh anggota keluarga manusia seluruhnya secara cukup dan adil.
  6. Menegakkan masyarakat dengan dasar kemerdekaan, keadilan, persamarataan, dengan mengikuti syariat yang mudah, bekerja giat, pergaulan baik, undang-undang yang jujur dan semua itu ditujukan kepada kebahagiaan ummat seluruh dunia.
  7. Melaksanakan perdamaian umum yang bersendikan hormat-menghormati antara sesama manusia dan menjamin hak-haknya.
  8. Menghormati semua perjanjian dan melindungi untuk terlaksananya persetujuan-persetujuan yang telah diikatkan
  9. Memberikan pengorbanan yang nyata, menempuh kematian syahid demi membela hak, juga demi untuk memperoleh kehidupan yang bebas, merdeka dan penuh kemuliaan.

Itulah unsur-unsur kekuatan yang diajarkan oleh Islam. Ini bukannya sama dengan unsur-unsur yang dirumuskan oleh manusia.

Unsur-unsur dalam Islam adalah merupakan kekuatan aqidah, kekuatan budipekerti, kekuatan ilmu pengetahuan, kekuatan harta kekayaan, kekuatan ikatan masyarakat, kekuatan susunan perdamaian dan kekuatan persiapan angkatan perang.

Kekuasaan serta kepemimpinan sesuatu ummat pasti tergantung dari sempurnanya kekuatan unsur-unsur di atas itu secara keseluruhan.

Kekuatan unsur-unsur itu pula yang sebenarnya merupakan daya penggerak yang asasi untuk menuju kebahagiaan ummat Islam ini pada masa permulaan perkembangannya dahulu, suatu masa perputaran roda kehidupan sejarah kaum Muslimin zaman lampau. Demi unsur-unsur kekuatan itu telah terhimpun, maka merekalah yang benar-benar memegang kekuasaan sebagai pewaris-pewaris bumi, di tangan mereka pulalah letak kendali kepemimpinan untuk seluruh ummat manusia. Di pundak mereka juga terletak suatu beban berat, yaitu menginsafkan ummat manusia dari penyembahan berhala kepada penyembahan Allah Yang Maha Esa. Mereka pula yang berhasil membelokkan kecurangan dan penganiayaan dari sementara para penguasa negara dan dipimpin untuk menjuruskan langkahnya kepada keadilan yang dibawa oleh Islam. Juga dan kesukaran dan kesulitan kehidupan menjadi kehidupan yang penuh kesejahteraan dan kelapangan.

Bahkan dengan menggunakan unsur-unsur kekuatan di atas itu, maka ummat Islam dapat mencapai kedudukan yang setinggi-tingginya, memperoleh kekuasaan yang sebesar-besarnya, kukuh seluruh sendi pemerintahannya, semerbak harum namanya, dan yang terpenting dari semua itu ialah bahwa janji yang diikrarkan oleh Allah Ta'ala telah dipenuhi kerana hasil keringat mereka yang bercucuran deras itu. Memang Allah samasekali tidak akan menyalahi janjiNya sedikitpun.

Janji Allah s.w.t. itu ialah:

"Tuhan telah menjanjikan orang-orang yang beriman di antara kamu, dan mereka mengerjakan perbuatan baik pula, bahwa mereka akan diberikan warisan kekuasaan oleh Allah di muka bumi sebagaimana Dia telah memberikan kekuasaan itu kepada orang-orang yang sebelum mereka itu. Dan Allah akan meneguhkan juga bagi mereka agama yang telah diredhaiNya untuk mereka itu. Begitu juga Tuhan akan menukar keadaan mereka sesudah ketakutan menjadi aman sentosa, mereka menyembah Daku dan tiada menyekutukan denganKu dengan sesuatupun.'

(an-Nur : 55)

Demikianlah keadaan kaum Muslimin pada angkatan pertama itu. selanjutnya datanglah suatu masa yang kaum Muslimin sendiri mengubah keadaan dirinya sendiri, lalu menjalani pula hal-hal yang telah mereka janjikan kepada Allah Ta'ala. Akhirnya Allah Taala juga membikin perubahan pada diri mereka, sesuai dengan sunnatullah yang berlaku atas semua masyarakat manusia, sebagaimana yang difirmankan olehNya :

'Demikianlah keadaannya, bahawa Allah tidak akan mengubah kenikmatan yang telah dikaruniakan kepada sesuatu golongan, sehingga mereka sendiri juga yang mengubah dirinya.
(al-Anfal : 53)

Menurut pandangan ahli penyelidik, sebab terjadinya perubahan ini ialah kerana timbulnya perpecahan perihal hukum dan pemerintahan di kalangan kaum Muslimin sendiri, timbulnya kefanatikan (taksub) pada kebangsaan dan keturunan, juga banyaknya perselisihan yang merajalela mengenai usuluddin dan hukum furuknya, menyeludupnya kaum pengacau dan ahli penyebar kefitnahan di dalam tubuh mereka. Di samping itu ditambah pula dengan usaha-usaha kaum penjajah yang keji dan kotor, sehingga dapat menjauhkan kaum Muslimin sendiri dan roh Islam yang sebenarnya. Akhirnya kaum Muslimin hanya bergantung pada bentuk dan rupa lahir serta meninggalkan jauhar dan hakikatnya.

Amat mendalam bekas-bekas yang ditimbulkan oleh sebab-sebab di atas itu dalam tubuh ummat Islam dalam kehidupannya.

Itulah yang melemahkan diri mereka sehigga tertinggal kerana kepesatan kemajuan zaman yang berikutnya.
Setelah itulah, maka ummat Islam dihinggapi penyakit kelemahan dalam aqidahnya, mundur dalam akhlaknya, terbelakang ilmu pengetahuannya, miskin dan harta yang asalnya berlimpah-ruah, terpencar-pencar kekuatannya, terputus-putus ikatannya, rosak perundang-undangannya, tidak mempunyai pimpinan yang cukup cakap untuk menghadapi serangan kaum agresor (pengganas) asing yang bermaksud hendak menaklukkan mereka dan tidak tahan lagi menghadapi pukulan-pukulan yang dilancarkan pada diri mereka itu.

Tekanan penjajahan benar-benar dahsyat bengis dan kejam, Penjajahan telah merosakkan agama, mengubah akhlak, menahan kemajuan, memberikan kekuasaan pada diri sendiri untuk menentang hukum dan undang-undang yang hak, mematikan ilmu-ilmu pengetahuan yang telah dimiliki serta menguasai pula seluruh harta kekayaan, juga perekonomian.

Penjajahan benar-benar telah berhasil melumpuhkan kekuatan ummat Islam, menundukkan tentera mereka serta merobek-robek keutuhan kaum Muslimin hingga menjadi berbagai-bagai golongan yang terpisah-pisah antara yang satu dengan yang lain. Mereka dipompa dengan racun kesukuan, kedaerahan, kepartaian, sehingga masing-masing hanya merupakan golongan yang kecil-kecil belaka.

Penjajahan tidak meninggalkan kesempatan sekalipun sedikit, apabila di situ dapat digunakan untuk menumpas gerakan dan kebangunan ummat Islam, selalu berdaya-upaya menghapuskan keperibadian mereka. Semua itu dilaksanakan dengan penuh tipudaya yang kotor, tetapi dengan pemikiran yang diatur secermat-cermatnya.

Tipudaya kaum penjajah itu memang sudah banyak yang dapat dihasilkan, banyak tujuan yang telah mereka capai untuk maksud menghancurkan itu, tetapi ada sesuatu hal yang mereka tidak dapat melenyapkannya .... yakni mereka tidak akan kuasa sampai bilapun juga untuk melenyapkan roh ummat, semangat ummat. Ya. mereka tidak mungkin dapat memusnahkan jiwa ummat yang tetap membaja itu.

Di bawah pukulan-pukulan yang dahsyat, di bawah tekanan-tekanan yang mengerikan yang dilakukan oleh kaum penjajah kafir inilah akhirnya timbul sesuatu yang dahsyat pula.

Ummat mulai bangun dari kenyenyakan tidurnya, kesedarannya telah kembali, mulai merangkak untuk mencari jalan, untuk memperoleh kedudukannya yang pantas, kekuatan, kebulatan tekad dan mencari kekuasaan mulai dipupuk sedikit demi sedikit.
Ya, sekalipun sampai kini masih belum juga mencapai cita-cita yang diidam-idamkan, tetapi tetap akan berkeras hati agar dapat mencapainya itu, sekalipun harus memberikan pengorbanan-pengorbanan yang besar. Memanglah, di mana kemahuan telah membaja......, di sana pasti ada jalan yang akan dilalui.

Oleh sebab itu, kewajiban kita sebagai ummat Islam dalam tingkat sebagaimana sekarang ini, dalam taraf yang menentukan ini, hendaklah kita memulai dengan mengadakan perubahan yang radikal dalam jiwa dan akhlaq kita sendiri. Perubahan itu haruslah serentak dan merata, baik terhadap tingkatan umum dan khusus, asasnya harus dipelajari, langkah harus digariskan, supaya dapatlah kita berhati-hati, jangan kita tempuh lagi jalan-jalan yang menyebabkan kelemahan dan kemunduran, tetapi sebaliknya kita laluilah jalan-jalan yang menyebabkan timbulnya kekuatan dan kemuliaan.

Jelaslah bahwa timbulnya kekuatan itu bukan dengan menyampingkan akhlak, bukan dengan menghilangkan kesopanan, bukan dengan bersikap bimbang mengenai dasar dan tujuan, bukan pula dengan meniru-niru golongan Timur dan Barat, bukan pula dengan mencontoh ideologi yang diambil dari sana dan dicampur dengan yang dari sini.

Kekuatan hanya diperoleh dengan menetapi dasar-dasar yang kekal, ideologi yang mulia dan keramat yang disampaikan oleh Agama Islam sendiri.

Di dalam kegawatan pertarungan yang sedang hangat, yang timbul antara putera bangsa-bangsa yang mencari kesempurnaan kemerdekaan melawan kaum penjajah, maka ummat Islam haruslah diingatkan kepada kekuatan yang hakiki untuk mengarah ke kemajuan, ditunjukkan hal-hal yang erat hubungannya dengan sebab-sebab kejayaan ummat Islam pada zaman yang lampau.

Penggerak-penggerak untuk mengarah kepada kemajuan itu kami uraikan selengkapnya dalam kitab ini dengan bersendikan nas-nas (dalil-dalil) yang diberikan oleh Islam sendiri. Itulah tujuan kita dalam menampakkan dasar-dasar Islam, supaya dapat kita mengemukakan ke mana arah Islam itu yang sebenarnya. Juga agar jelaslah gerakan apa yang sebenarnya dikehendaki Islam. Tentulah gerakan itu ditujukan untuk mengubah sendi-sendi kehidupan dan dialihkannya kepada kaedah-kaedah atau peraturan-peraturan yang kekal, tidak rosak kerana lamanya masa dan tidak pula berkurang kekuatannya kerana perubahan suasana. Ajaran ajaran Islam ini benar-benar mendahului ajaran-ajaran yang lain yang pernah diberikan oleh sesama manusia. Bukan hanya timbulnya saja yang terdahulu, tetapi bahkan ajaran-ajaran itulah yang tertinggi dan paling sempurna.

Memang benar bahwa Islam tidak mengajarkan macam-macam istilah yang baru. Islam tidak memberikan kata-kata indah yang kini banyak didengung-dengungkan oleh manusia zaman sekarang.

Tetapi apakah nilai sesuatu itu cukup dengan menilik namanya?
Ataukah sesuatu itu harus dinilai menilik sisi dan zatnya yang tersendiri?

Sebenarnya nilai sesuatu adalah tergantung dalam isi dan zatnya, tergantung sampai sejauh mana kemanfaatan yang ditimbulkan olehnya, sampai di mana pula kesan dan bekasnya terhadap jiwa manusia. Nama selamanya tidak dapat mengubah kenyataan, nama tidak dapat membuat sesuatu yang suram itu menjadi bercahaya dan cemerlang. Bahkan nama tidak mungkin memberikan harga tinggi, kalau memang bendanya tidak berharga, dan sebaliknya tidak dapat menurunkan harga sesuatu, kalau memang sesuatu itu nyata berharga.

Islam sebenarnya adalah kekuatan dalam zatnya, hanya orang-orang yang mengaku sebagai pemeluk Islam sendiri yang menyebabkan kelemahan Islam itu, sebab mereka sendiri pula yang mengubah Islam dan ajaran-ajaran yang sebenarnya. Orang-orang itulah yang menodai keindahan Islam, menutupi cahayanya, sehmgga dapat digunakan sebagai bahan celaan bagi musuh Islam, dapat dijadikan bahan ejekan bagi musuh-musuh Islam, dapat dipakai sebagai senjata untuk menghadapi penganjur-penganjur Islam sendiri. Dengan demikian tertutuplah seluruh alam dari petunjuk dan hidayat Allah yang benar, tersisih dari kerahmatan yang diberikan kepada seluruh hambaNya.

Masanya sudah tiba, waktunya sudah datang bahwa kaum Muslimin harus meperdalami erti Islam yang hakiki itu, kembali kepada ajaran Islam yang sesungguhnya, melaksanakannya di seluruh penjuru dunia dan memperagakannya dengan menunjukkan teori dan amalan, sehingga panji-panji Islam akan berkibar tinggi dan seluruh manusia akan masuk dalam Agama Allah ini dengan berduyun-duyun. Apabila ini terlaksana, maka nyatalah sudah firman Allah Ta'ala yang berbunyi :

"Pada hari itu bergembiralah seluruh kaum Mukminin, dengan pertolongan Allah. Allah memberikan pertolongan kepada siapa saja yang dikehendaki. Dia adalah Maha Mulia lagi Penyayang. Itulah janji Allah dan Allah memang tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
(ar-Rum 4-6)

Sayid Sabiq

0 komentar:

Posting Komentar

Follow Me

 
Ricco Arika Sandy's Blogger